MYNEWSINDOESIA.COM – Gunung Merapi, gunung api aktif di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik dengan erupsi berupa awan panas guguran (APG) pada Sabtu siang ini. Erupsi terjadi dua kali dalam rentang waktu 10 menit, dengan jarak luncur mencapai hingga 2 kilometer ke arah barat daya. Meski berada pada level III (Siaga), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan bahwa aktivitas masyarakat di luar zona bahaya tetap aman.
Gunung Merapi telah menunjukkan peningkatan aktivitas sejak beberapa hari terakhir, termasuk guguran lava pada pagi hari ini dengan jarak hingga 2 kilometer ke arah Kali Sat. Status Siaga telah diberlakukan sejak November 2020, dengan radius bahaya hingga 5 kilometer dari puncak gunung. Erupsi hari ini dipicu oleh akumulasi material vulkanik di kubah lava barat daya, yang menyebabkan guguran awan panas. BPPTKG terus memantau melalui seismograf dan kamera pengawas, dengan catatan bahwa erupsi ini termasuk dalam pola aktivitas efusif Merapi.
Erupsi pertama tercatat pada pukul 11:21 WIB, dengan awan panas guguran meluncur sejauh 1.500 meter ke arah barat daya (arah Kali Krasak). Tak lama berselang, pada pukul 11:31 WIB, erupsi kedua terjadi dengan jarak luncur lebih jauh, yaitu 2.000 meter ke arah yang sama. Awan panas ini disertai hembusan angin vulkanik dan suara gemuruh yang terdengar hingga radius beberapa kilometer. Wisatawan di sekitar kawasan wisata Merapi sempat panik dan berhamburan mencari tempat aman, meski tidak ada korban jiwa dilaporkan.
Menurut laporan dari warga dan pengguna media sosial, hujan abu tipis sempat turun di wilayah Boyolali, Jawa Tengah, akibat hembusan angin ke arah utara. Selain itu, potensi lahar dingin meningkat karena prediksi hujan lebat pada Minggu (28 Desember 2025), yang bisa membawa material erupsi ke sungai-sungai hilir seperti Kali Krasak, Boyong, dan Gendol.
Aktivitas erupsi ini memengaruhi lalu lintas wisata Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Yogyakarta, dengan jalan protokol macet dan wisatawan terdampak. BPPTKG mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak memasuki zona bahaya, yaitu radius 3-5 kilometer dari puncak, serta menghindari bantaran sungai yang berpotensi lahar dingin. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah telah menyiapkan posko pengawasan dan evakuasi darurat. Di wilayah Bantul selatan, banjir kiriman dari hulu juga menjadi ancaman tambahan, dengan debit sungai Opak dan Winongo yang mulai meninggi.
BMKG juga merilis peringatan cuaca ekstrem untuk besok, dengan hujan lebat disertai angin kencang di seluruh DIY, yang dapat memperburuk situasi. Warga diimbau untuk memantau informasi resmi dari BPPTKG, BMKG, dan pemerintah setempat.
Meski erupsi ini tidak separah erupsi besar sebelumnya seperti pada 2010, peningkatan aktivitas Merapi menjadi pengingat akan kerentanan wilayah sekitar terhadap bencana alam. Pemerintah terus melakukan pemantauan intensif untuk memastikan keselamatan masyarakat. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan saling menjaga, terutama selama libur akhir tahun ini. Stay safe, dan semoga situasi segera stabil!













