Jakarta, Myewsindonesia.com-Pertumbuhan iklan pun kini mengalami pasang surut dan sudah mengarah pada digitalisasi iklan dan mulai meninggalkan sarana offine. Hal tersebut tak lepas dari life style digital yang kini mulai tren.
Tak heran jika saat ini, banyak perusahaan periklanan yang mulai merubah model bisnisnya menjadi lebih banyak ke arah digital advertising. Nah, salah satu pelaku gital advertising adalah Adroady yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang periklanan luar ruang (Out-of-Home) dan kini tengah mendorong terbangunnya standar periklanan baru, dari media offline ke online. Berbagai media iklan OoH digunakan oleh Adroady, baik yang berifat statis (seperti billboard) maupun bergerak (seperti mobil, motor). Walaupun sering disebut sebagai ‘perusahaan iklan’, namun menurut Samuel Utomo CTO Adroady, Adroady adalah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan untuk iklan OoH yang efektif.
Memiliki konsep yang mirip, namun tak serupa dengan platform kreasi konten pada umumnya yang mengedepankan kreativitas, Adroady ingin menyediakan tempat di mana orang bebas memonetisasi aset pribadinya, dari kendaraan, bangunan, tanah, dan sebagainya sebagai media untuk penempatan iklan.
Penerima manfaat bisnis Adroady pun beragam. Bukan hanya terbatas pada pengiklan, melainkan juga dapat dinikmati oleh pemilik lahan, pemilik media, agensi iklan, hingga masyarakat sebagai audiens.
Menurut Edward Halley, Co-Founder Adroady, bahwa lebih dari 80 persen dari penempatan iklan luar ruang masih bersifat offline. Sementara, 20 persen sisanya sudah mengandalkan teknologi online. Namun, belum sepenuhnya efisien.
Edward menjelaskan hal ini terjadi karena antar media (yang digunakan untuk pemasangan iklan) belum terkoneksi. “Belum tersedianya kapabilitas yang memampukan brand atau agensi untuk melakukan pengelolaan langsung melalui satu dashboard yang terintegrasi. Belum adanya pengukuran efektivitas yang jelas,” imbuhnya.
karena itulah, Adroady membangun solusi yang mampu membangun konektivitas antara Spot Owner (pemilik lahan tempat dibangunnya media tempat pemasangan iklan), Media Owner (pemilik media seperti billboard atau TV-TV besar yang akan digunakan untuk menayangkan iklan), Brands atau Agensi (pemilik produk yang diiklankan), Audiens /Viewer (masyarakat umum pemirsa iklan).
Dalam kesempatan yang sama, Samuel Utomo, Chief Technology Officer Adroady bahwa saat ini Adroady memiliki 2 model layanan: Plaform as a Service (PaaS) dan penyediaan Hardware.
Melalui model layanan PaaS, Spot Owner atau pemilik lahan dapat mempromosikan lahannya yang tersedia untuk pemasangan media yang akan dilakukan oleh Media Owner (contohnya pemilik billboard, TV-TV berlayar besar dll).
Berkat keunggulan yang dihadirkan melalui Programmatic Based Approach, Brand atau Agensi Iklan juga memiliki kemampuan untuk mengelola iklan-iklan mereka – seperti mengubah lokasi, mengunggah dan mengganti konten dll secara realtime setelah mendapatkan insight dari analitik data – dari dashboard yang disediakan. Dengan demikian, tidak perlu lagi brand atau agensi iklan melakukan kontak manual lewat telefon, email, dan pesan-pesan lainnya ke pihak Media Manager.
Melalui model layanan ini Adroady menghadirkan transparansi pengukuran efektivitas dari iklan yang sedang dipublikasikan.
Adroady menggunakan teknologi AI dan ML untuk mengolah data-data yang masuk berkat dukungan kamera yang terpasang di media-media yang digunakan untuk beriklan. Kamera-kamera tersebut untuk mendeteksi berapa banyak jumlah orang yang melihat iklan yang ditayangkan.
Contohnya, dengan layanan Ana, pengiklan dapat melihat langsung keadaan di lapangan lewat lensa CCTV yang dipasang pada kendaraan atau billboard. Ana menyajikan wawasan seperti berapa banyak kendaraan maupun orang yang posisinya menghadap kepada iklan serta perilaku pengendara dengan bantuan teknologi computer vision yang canggih dan dikelola oleh tim data science. Ada pula data lain seperti total jam tayang iklan dan waktu tempuh kendaraan. Semua data ini dapat diakses di aplikasi web dalam tampilan dasbor (dashboard) yang dibuat khusus untuk pelanggan.
Adroady juga mendayagunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk konektivitas antar media serta Analitik Big Data untuk mengolah data-data tersebut sebagai landasan untuk pengambilan keputusan yang makin tepat.
Model layanan yang kedua adalah penyediaan Hardware atau peranti keras di mana Adroady menyediakan TV Box sebagai player device dan juga kamera untuk dipasang di billboard dan media-media lain sebagai measurement device.
Edward Halley mengatakan bahwa saat ini pelanggan Adroady terdiri atas perusahaan ternama hingga bisnis yang berukuran lebih kecil dari berbagai industri – dari eCommerce, FSI, FMCG, hingga Otomotif.
Adroady pun menetapkan skema pembayaran pay-as-you-go, yang artinya pengguna dapat memulai dari budget sekecil apapun dan menerima hasil yang berbanding lurus dengan pengeluarannya.
Lalu, dampak pandemi ini di mata Edward tidak terlalu berdampak. “Bisnis Adroady tidak terdampak negatif selama pandemi. Walaupun terdapat kekhawatiran bahwa jumlah penonton iklan OOH akan berkurang karena orang-orang dianjurkan untuk beraktivitas dari rumah jika memungkinkan. Ternyata, pengiklan justru jauh lebih memilih model periklanan yang jelas, transparan, dan terukur agar setiap pengeluarannya dapat dipertanggungjawabkan, dan strategi kampanye lebih terarah pula.”
Terkait cakupan wilayah layanannya, saat ini Adroady lebih memilih untuk memperluas layanannya di Tanah Air. Saat ini, Adroady sudah tersedia di pulau Jawa (Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang), Sumatera (Medan), dan Bali.
Adroady juga telah memeperluas jangkauan layanannya hingga ke luar negeri. Awal tahun ini, Adroady membuka layanannya di Singapura dan Vietnam. Rencana untuk ekspansi di negara-negara Asia lainnya pun terhenti sementara oleh sebab situasi pandemi.












