Kediri, Mynewsindonesia.com-Bandara Internasional Dhoho Kediri siap kembali beroperasi. Maskapai Super Air Jet dijadwalkan membuka penerbangan perdana rute Dhoho–Cengkareng (Jakarta) pada 10 November 2025, dengan frekuensi tiga kali seminggu, yakni setiap Senin, Rabu, dan Jumat.
Kesiapan tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi dukungan operasional Bandara Dhoho, yang digelar di Gedung Unit 1 PT Gudang Garam Tbk, Kota Kediri, Kamis (6/11/2025). Rapat dipimpin oleh Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Ir. Nyono, bersama Sekda Kabupaten Kediri Solikhin, Sekda Kabupaten Trenggalek Edi Supriyanto, dan Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI) Maksin Arisandi.
Turut hadir perwakilan dari OPD Provinsi Jatim, Otoritas Bandara Juanda, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, PT Angkasa Pura I, serta Lion Group.
Area Manager Super Air Jet Jawa Timur, Dyfi Suciyanti, menjelaskan, tarif penerbangan ditetapkan cukup kompetitif.
Rute Cengkareng (CGK) – Dhoho (DHX): Rp850 ribu, berangkat pukul 12.30 WIB (IU-356).
Rute Dhoho (DHX) – Cengkareng (CGK): Rp737 ribu, berangkat pukul 10.20 WIB (IU-357).
Menurut Dyfi, tingkat keterisian kursi penerbangan perdana telah mencapai 50 persen dari Kediri dan 60 persen dari Jakarta.
Status Internasional Bandara Dhoho
Bandara Dhoho resmi menyandang status bandara internasional berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2025. Untuk mendukung status tersebut, bandara harus memenuhi sejumlah persyaratan administratif, antara lain pertimbangan dari Kementerian Pertahanan serta rekomendasi penempatan personel dari Imigrasi, Bea Cukai, dan Karantina.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menyampaikan bahwa Gubernur Jawa Timur akan mengeluarkan imbauan agar pemerintah kabupaten/kota turut mendukung pengoperasian rute strategis ini. Dukungan dilakukan melalui sosialisasi internal kepada ASN, koordinasi lintas sektor, serta monitoring dan pelaporan pemanfaatan rute kepada Pemprov Jatim.
“Pengaktifan kembali Bandara Dhoho diharapkan menjadi instrumen penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan selatan Jawa Timur yang selama ini tertinggal dibanding wilayah utara,” ujar Nyono.












