BEKASI, MYNEWSINDONESIA.COM-Dirinya meliha ada masalah yang lambat laun berpotensi menghambat laju pertumbuhan industry hospitality. Masalah tersebut antara lain kurangnya SDM siap pakai yang tersedia dan kendala lainnya, sehinga membuat pelaku usaha mengeluarkan upaya lebih untuk mendapatkan SDM berkualitas sesuai dengan standarisasi industri hospitality.
Sapto Priantomo bukan orang baru di dunia pendidikan hospitality. Dirinya memulai karir setelah lulus dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, dulu dikenal dengan nama NHI. “Sejak lulus saya memulai karir saya di Asutralia, lalu lanjut ke USA dan pernah juga di kapal pesiar dengan rute keliling dunia, berdasarkan itulah saya juga menimba ilmu dengan kuliah online sambil kerja,” katanya.
Pada tahun 2010, Sapto mendirikian bisnis hotel, tahun2016 ia jatuh cinta dengan teknologi dan membuatnya belajar tentang dasar-dasar programming dan ikut start-up inkubasi. Setelah sekian lama berkutat di bidang tersebut, akhirnya ia mendirikan sebuah perusahaan startup dengan nama STAR4Hire.
“Ada keresahan dalam diri saya karena melihat suatu masalah di industry Hospitality ini. Dimana akhirnya saya membuat satu platform untuk memecahkan masalah tersebut, menjadi satu solusi. Yang saya lihat Selama ini kebanyakan rekrutment atau mencari tenaga pekerja untuk di Hotel, Restoran, Café, dan tempat–tempat yang berkaitan dengan Industri Hospitality masih menggunakan cara konvensional, terlebih lagi tidak ada nya penyaringan, jadi siapa saja bisa masukin lowongan, nah yang pusing nanti pihak HRD nya atau rekrutmentnya, karena kalau sampai salah hire orang, maka mau tidak mau pihak HRD harus mentraining lagi,” kata Sapto Priantomo, Founder dan Owner Platform Star4hire, Talent Specialist yang banyak melakukan pelatihan, training dan edukasi bagi pencari kerja dan aktif melakukan link & match dengan berbagai perusahaan di industri Hospitality.
Dalam pandangan Sapto, anak muda Indonesia punya potensi besar untuk menjadi talent yang siap pakai dan inline denngan kebutuhan industri.
“Saya merasa kasihan dengan user, buang – buang sumber daya, akan jadi lebih enak pekerja ini sudah siap pakai, pokoknya pihak perekrut tinggal tau beres. Nah disitulah Star4hire muncul, sebagai platform yang menjembatani antara si pencari kerja dan si pencari pekerja. Kita berfikir bagaimana ini caranya agar dua – duanya mendapatkan keuntungan, tidak ada yang dirugikan satu sama lain,” katanya.
Maka dari itu, Sapto melihat ada ceruk pasar untuk Star4hire bisa mendapatkan cuan. “Di Star4hire, dimana setiap pelamar kerja benar – benar kita filtering, sekaligus tempat untuk pelatihannya, kita Kerjasama dengan kampus, lembaga – lembaga Pendidikan yang memang berkaitan dengan industry ini. Jadi orang ini sudah siap kerja dimanapun bahkan hotel dan restoran luar negeri, si pihak pencari pekerja tidak perlu lagi repot – repot melakukan filtering atau melakukan training, pokoknya orang – orang yang sudah mengikuti program – program di star4hire itu sudah siap bekerja dan pastinya dijamin kita salurkan, jadi mereka yang sudah mengikuti program – program di star4hire sudah pasti dijamin langsung kerja. Nah solusi inilah yang kita ciptakan, jadi kita ini bisa dibilang memproduksi Sumber Daya Manusia yang sudah siap kerja, mencetak para pekerja – pekerja yang siap bersaing di industri Hospitality,” katanya.
Ia menjelaskan, dari pihak yang mencari pekerja sudah pasti lebih ringan dan tidak banyak mengeluarkan sumber daya nya, tidak perlu lagi melakukan prekrutan yang membuang waktu. Keuntungan lainnya adalah dari pihak lembaga Pendidikan yang bekerjasama dengan Star4hire, mereka secara otomatis terbranding dengan baik, sebagai tempat orang – orang yang mau mudah mendapatkan pekerjaan, yang belajar disitu sudah dipastikan lulus langsung bekerja. Bahkan sebelum lulus saja masih masa magang sudah mendapatkan gaji. Star4hire ada sebagai tempat atau wadah untuk membantu mengurangi pengangguran dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Model bisnis yang dijalankan oleh Star4hire ini cukup tepat dan punya ketekaitan dengan industri yang butuh SDM siap pakai dan pencari kerja yang terampil. Sapto memandang, bahwa memang ada gap antara output pendidikan dan kebutuhan Industri cukup besar, tidak hanya mengenai proses pendidikan.
“Itu sebabnya Star4hire memiliki kurikulum yang telah digunakan oleh Industri besar secara International,” katanya.
Luncurkan Dana Talangan Pendidikan untuk Fasilitasi Keterbatasan Biaya
Sapto Priantomo punya cara cerdas untuk menekan gap tersebut semakin menipis dengan meluncurkan dana talangan pendidikan. “Karena tak jarang yang terjadi adalah
investasi pendidikan juga terkadang menjadi penghalang bagi talenta ingin maju dan berkembang, jadi dalam hal ini Kami membuat program solusi dengan nama “Dana Talangan” khusus untuk mahasiswa yang ingin mengikuti program kami, program Dana Talangan ini dikhsuskan bagi Mahasiswa yang kurang mampu, namun berkeinginan untuk berkarier dan sukses di Industri Hospitality. Nah Dana Talangan ini nantinya dibayarkan dari hasil magang si mahasiswa, karena nanti mahasiswa yang mengikuti program kami, mereka kita kasih kesempatan untuk magang di luar negeri sehingga mereka bisa tetap mendapatkan gaji sekaligus bisa membayar cicilan dari Dana Talangan,” ujarnya.
Sapto menegaskan bahwa secara keseluruhan program ini dinamakan DreamLeap yang bisa dikatakan sebagai lompatan karir untuk meraih impian.
Hingga saat ini, alumni Star4hire yang sudah terserap di industri pariwisata global dan nasional mencapai 2900 orang. “Rinciannya global lebih dari 900 Talenta perhotelan dan Alumni kami terserap di Industri Pariwisata, dan Nasional : lebih dari 2000 Alumni yang terserap di Indusri Pariwisata,” katanya.