Mynewsindonesia.com –Transisi energi sangatlah penting dalam konteks situasi iklim global yang sengatannya kian terasa saat ini. Target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025 menjadi sebuah keharusan. Itulah salah satu yang ditekankan dalam Event Hari Listrik Nasional Ke-78 Enlit Asia 2023.
Event yang akan digelar pada 14-16 November 2023 di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Banten, itu selain membahas terkait isu-isu energi terbarukan, juga mengupayakan terciptanya target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi terus digalakkan dan ditingkatkan. Termasuk menajamkan komitmen menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dalam rangka mendorong akselerasi penciptaan sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) bekerja sama dengan Enlit Asia, juga Lembaga-lembaga pendukung lainnya menyelenggarakan “Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023” dengan tema “Strengthening Asean Readiness in Energy Transition”.
Ketua Pelaksana HLN78, Arsyadany G Akmalaputri dalam Press Conference-nya, Jakarata, (18/10/2023), mengatakan bahwa acara ini sangat penting untuk digaungkan. Mengingat ini berkaitan langsung dengan kehidupan kita saat ini dan nanti, yakni energi bersih dan berkelanjutan.
“Semangat transisi energi menjadi tema Hari Listrik Nasional ke-78 – Enlit Asia 2023 kali ini. Tema “Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition” akan dikupas dari pelbagai perspektif oleh pembicara ternama dan berpengaruh dari dalam dan luar negeri, khususnya dari sektor industri energi dan ketenagalistrikan,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) memaparkan bahwa acara ini akan akan menjadi magnet peserta untuk mengikuti forum diskusi, symposium, seminar dan acara lainnya.
Dalam hal ini, MKI sebagai partner strategis pemerintah, siap membantu dalam mengimplementasikan program transisi energi yang dicanangkan pemerintah sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan baik jangka panjang, menengah, maupun tahunan.
Selain itu, ajang ini untuk memberikan update teknologi dan inovasi terbaru di industri energi dan kelistrikan dalam rangka mendorong transisi energi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh ASEAN.
Setiap tahun, Enlit Asia juga mendorong kolaborasi yang lebih besar di seluruh industri dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sektor energi ASEAN, mulai dari pembuat kebijakan dan regulator hingga penyedia teknologi hingga konsumen dalam satu wadah.

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Ir. Ida Nuryatin Finahari, M.Eng yang juga hadir sebagai pembicara dalam konferensi pers itu mengatakan bahwa “Indonesia terus melakukan langkah konkret dalam upaya pengurangan emisi GRK, melalui Enhanced NDC2030 dengan peningkatan target dari sektor energi menjadi 358 Juta ton CO2e (31,89%) dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan “Dalam upaya mewujudkan target tersebut, kegiatan aksi mitigasi penurunan emisi GRK di subsektor ketenagalistrikan terus didorong antara lain melalui pembangunan PLTU Clean Coal Technology, Pengoperasian Pembangkit Listrik Gas Baru, Pembangkit Energi Terbarukan yang terhubung ke jaringan (on-grid).”
Ir. Ida Nuryatin Finahari, M.Eng menambahkan, “Terobosan juga dilakukan Pemerintah melalui peluncuran bursa perdagangan karbon akhir September lalu. Kesiapan pembangkit khususnya PLTU untuk ikut serta berpartisipasi dalam bursa karbon dinilai perlu disiapkan dan lebih dimatangkan lagi,” ungkapnya.
Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pencapaian transisi energi yang telah dituangkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN).
Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci utama pencapaian target bauran energi di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.
Proses transisi energi membutuhkan penguatan kolaborasi dari seluruh stakeholders mulai dari pemerintah, swasta, dan masyarakat karena tantangannya tidaklah mudah.
Indonesia sebagai negara kepulauan potensi pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)-nya besar tetapi lokasinya tersebar dengan tingkat pemahaman teknologi yang belum seragam, sehingga dibutuhkan sosialisasi dan peningkatan literasi secara massif dan berkesinambungan. Ini penting agar penerimaan masyarakat pada pemanfaatan EBT terus meningkat, terutama mereka yang berada di sekitar pembangkit listrik berbasis EBT.
Besarnya potensi EBT di tanah air tentu saja perlu dioptimalisasi. Oleh karenanya pemerintah sebagai regulator bersinergi dengan PT PLN (Persero) sebagai operator. Sinergi yang dibangun salah satunya dengan menghadirkan pengembangan pembangkit listrik EBT di luar perincian Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2019-2038.
Dalam menghadapi transisi energi pada subsektor ketenagalistrikan, pemerintah Indonesia membuat beberapa perubahan kebijakan dan peraturan, salah satunya yaitu mengembangkan pembangkit listrik EBT dapat dilakukan di luar perincian Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2019-2038.
Direktur Manajemen Risiko PT. PLN (Persero), Suroso Isnandar dalam paparannya di konferensi pers itu mengatakan, PLN bersama pemerintah telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dalam rangka mendukung program transisi energi.
“PLN juga tengah berupaya untuk menjadikan energi hijau menjadi sebuah layanan bagi masyarakat melalui produk listrik hijau yang berasal dari listrik EBT. Selain itu, Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 yang merupakan event berskala internasional di bidang energi dan kelistrikan. Kami terus mencari partner bertukar pikiran dan gagasan dalam rangka menjawab beragam perubahan dan tantangan di sektor energi tanah air,” pungkasnya.
Sementara itu, Portfolio Director Energy Clarion Events Asia, Simon Hoare, yang juga ikut mendukung acara Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 mengatakan bahwa ini adalah kesempatan terbaik bagi para ekshibitor untuk melakukan networking, mempertunjukkan perkembangan terbaru di bidang energi, dan mencari solusi inovatif guna menjawab tantangan transisi energi pasca pandemi.
“Ada lebih dari 200 pembicara akan terlibat dalam berbagai rangkaian kegiatan acara, mulai dari KTT yang berfokus pada strategi, hingga konten teknis yang dapat diakses secara gratis. Kami juga berharap melalui forum Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 bisa menjadi salah satu upaya untuk menyatukan komitmen antar berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung transisi energi di Indonesia dan kawasan ASEAN,” uajrnya.
Ia berharap, ajang pertemuan terbesar industri energi dan kelistrikan ini, bisa menghadirkan lebih dari 12.000 pengunjung yang hadir selama tiga hari mulai dari 14 hingga 16 November 2023,” harap Simon Hoare. (*)