MYNEWSINDONESIA.COM-Nilai ekspor Indonesia akan terus dipacu terutama ke Negara-negara Muslim yang secara kultur dan budaya tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Merujuk pada data dari State of Global Islamic Economy Report 2022 menunjukkan nilai ekspor produk makanan halal Indonesia hingga April 2022 masih sebesar Rp 119 triliun sementara impor dari negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam) mencapai Rp 1.630 triliun. Kemudian untuk produk mode fashion, nilai ekspor nasional hanya mencapai Rp 6 triliun dan impor dari negara OKI sebesar Rp 268 triliun. Produk farmasi juga tak kalah besar, nilai impor negara OKI mencapai Rp 390 triliun, sedangkan ekspor Indonesia senilai Rp 1,3 triliun, produk kosmetik halal nilai ekspor Indonesia mencapai Rp 7 triliun dan impor dari negara OKI mencapai Rp 123 triliun.
Merujuk pada angka tersebut, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) menggelar Seminar Nasional atau Business Dialogue bersama dengan Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN dan menghadirkan beberapa pengusaha nasional sebagai pembicara di Hotel Sahid Jakarta pada 25 Januari 2023 mendatang.
Menurut Ketua Umum DPP HPN, Dede Supriyadi Arief , bahwa seminar Nasional ini bertujuan untuk perluasan akses pasar Indonesia ke negeri-negeri muslim Dunia atau akses pasar internasional secara massif dan terukur, sehingga memberikan dampak signifikan bagi recovery ekonomi serta meningkatkan kapasitas pengusaha muslim yang tergabung dalam HPN untuk turut serta menjadi eksportir produk-produk muslim yang saat ini nilainya masih kecil.
“Kita ingin tingkatkan dan perluas lagi pasarnya, karena pasar muslim di seluruh dunia sangat besar, belum dioptimalkan dengan baik dan disasar dengan lebih intensif dan serius, karena itu seminar ini kami adakan, terima kasih atas support dan pendampingannya kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN, semoga sinergisitas ini terus berjalan dengan baik,” katanya kepada media pada Jumat 20 Januari 2023.
Dede Supriyadi Arief menegaskan bahwa melihat angka tersebut, jelas sekali gapnya masih sangat lebar. “Gap inilah yang nantinya akan kita persempit dengan intensitas pertemuan dan proses memperbaiki kapasitas anggota HPN sehingga dapat menyerap setiap peluang ekspor ke Negara muslim dengan baik dan maksimal,” ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan potensi yang dimiliki Indonesia diharapkan dapat menyeimbangkan neraca perdagangan dengan peningkatan kontribusi ekspor, khususnya produk ekspor Indonesia ke Timur Tengah dan Afrika, seperti kelapa sawit dan turunannya, perhiasan, dan kendaraan bermotor.
“Saya lihat potensinya besar, hanya saja perlu kita tingkatkan akses pasarnya ke pasar muslim Dunia yang jumlahnya masih cukup besar dan potensial ditingkatkan,” katanya saat menerima kunjungan DPP HPN beberapa waktu lalu.
Menurut ketua Panitia Seminar Nasional DPP HPN, H.Heru Purnomo, ST bahwa seminar ini akan diikuti oleh 400 orang lebih anggota HPN dari berbagai daerah di Indonesia. “Dengan seminar ini pula kami berharap bisa memberikan lesson learn dan best practice dari beberapa pengusaha kepada anggota HPN agar proses transfer of experience berjalan dengan baik,” kata Ketua Panitia Seminar Nasional DPP HPN ( Himpunan Pengusaha Nahdliyin), H. Heru Purnomo, ST yang juga dikenal sebagai Owner HJ Karpet ini.
Bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan RI, melalui seminar ini, HPN ingin meneguhkan kembali spirit membangun kemandirian ekonomi untuk kemaslahatan bangsa dan Negara.
Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) didirikan oleh para kiai dan
pengusaha NU pada 14 Juli 2011 bertepatan pada 22 Rajab 1432H HPN untuk mendata, menghimpun, d a n mengembangkan kualitas, kapasitas, dan jejaring usaha pengusaha nahdliyin.
Saat ini HPN telah memiliki kepengurusan wilayah di 28 Propinsi dan kepengurusan cabang di 172 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, serta beberapa perwakilan di Luar negeri. Melalui PW dan PC, HPN terus melakukan pendataan, dan saat ini sudah memiliki tak kurang 2 juta keanggotaan.