MYNEWSINDONESIA.COM-Komunitas Biowas Promic mengajak masyarakat Indonesia untuk mengelola sampah organik menjadi hal bermanfaat dan dapat meregenerasi tanah, menjadi media tanam, dan bahkan membersihkan saluran air dari ancaman mampet dan gumpalan sampah yang membandel.
Sampah organik dari sisa makanan lama-kelamaan akan mengeluarkan bau busuk dan mengundang lalat. Hal ini yang dihindari oleh orang-orang sehingga cara tercepat untuk “mengatasinya” adalah dengan membuangnya di tong sampah dan berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Anggota-anggota komunitas Biowash Promic Indonesia (BPI) telah membuktikan bahwa sampah organik dalam 1 detik dapat menjadi media tanam atau pupuk alami dengan bantuan Biowash Promic, tanpa mengundang lalat dan menghilangkan bau busuk. Bukti inilah yang ingin terus dibagikan dengan cara edukasi ke berbagai lapisan masyarakat.
Salah satu kegiatan BPI adalah sosialisasi olah sampah organik 1 detik dan Meet & Greet Komunitas Biowash Promic Indonesia yang dilaksanakan di Ruang Serba Guna YPAC, Jakarta Selatan pada 12 Oktober 2022. Dalam kesempatan ini, BPI mengundang komunitas-komunitas lingkungan hidup, penyandang disabilitas YPAC dan masyarakat umum.
“Bumi bukan kita wariskan untuk anak-cucu kita melainkan kita pinjam dari mereka. Seyogyanya kita kembalikan dengan bertanggung jawab dan lebih lestari,” pesan Founder minuman fermentasi Promic, cairan Biowash Promic, dan Komunitas Biowash Promic Indonesia, Ibu Ivonne Setiawati, S.I.Kom., M.M.
Lebih dari 60 persen sampah di TPA adalah organik. Salah satu sumber terbesarnya adalah Sampah Makanan (food waste). Ini menjadi isu yang menghangat dan akan semakin panas ke depannya jika tidak diatasi. Padahal sampah organik dapat diubah menjadi kompos yang memiliki nilai ekonomi. Hanya saja metode konvensional prosesnya membutuhkan waktu hingga 3 bulan, perlu banyak perlakuan, dan menimbulkan panas karena mengandung gas metana.
Dengan Biowash Promic, sampah makanan yang termasuk organik dapat diolah dalam 1 detik menjadi media tanam. Siapa pun bisa mengolahnya, tanpa menimbulkan panas, bau busuk, ataupun mengundang lalat. Ini adalah teknologi yang sangat efisien, efektif, dan berkesinambungan yang bisa dilakukan seluruh lapisan masyarakat.
“Kita dapat menekan produksi gas metana (yang bersifat panas) yang berasal dari sampah organik. Gas metana merupakan salah satu penyebab utama efek gas rumah kaca.
“Degradasi tanah yang terus terjadi di banyak wilayah juga dapat teratasi dengan murah, efisien, dan efektif karena menggunakan bahan dasar sampah organik dan biowash promic. Regenerasi tanah akan tercipta karena nutrisi yang melimpah diberikan ke tanah,” lanjut Ibu Ivonne.
Tidak hanya regenerasi tanah, kita juga perlu melakukan regenerasi air dan udara karena hal ini akan melestarikan lingkungan dan keanekaragaman hayati di dalamnya.
Ibu Dwi Kartika Fitri, S.T., Ketua Komunitas Biowash Promic Indonesia, mengatakan bahwa penggunaan Biowash Promic sangat luas. Biowash Promic dapat berfungsi sebagai agen pembersih udara, keperluan kebersihan rumah tangga dan komersial: cuci piring, pel, membersihkan kerak, mencegah penyumbatan septik tank, dan lain-lain.
Beliau juga rajin mengedukasi masyarakat baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Ibu Dwi turun langsung dalam setiap kegiatan edukasi dan rutin melakukan Jumat Berkah dengan menyiramkan Biowash Promic ke saluran air (got) warga, sungai kotor, maupun saluran pembuangan limbah rumah tangga agar tidak mampet dan mengurangi dampak pencemaran limbah rumah tangga yang mengganggu ekosistem alami.
“Kami tidak bosan-bosannya mengajak semua warga masyarakat untuk bergerak bersama melestarikan lingkungan dengan cara yang super mudah dan dapat langsung dimulai dari rumah sendiri. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Ayo buat bumi tetap lestari dan regeneratif,” ajaknya bersemangat.
Komunitas Biowash Promic Indonesia (BPI) yang didirikan pada tanggal 14 Februari 2022 adalah sebuah komunitas pecinta lingkungan yang berlandaskan hukum; Tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki misi yang sama untuk bersama-sama bergerak, berkegiatan demi tercapainya tujuan komunitas.
Komunitas BPI bertujuan untuk (1) mengedukasi masyarakat untuk mengurangi pembuangan sampah ke TPA khususnya sampah organik yang bisa menghasilkan gas metana yang menjadi salah satu penyebab utama efek gas rumah kaca. (2) Mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk penanganan air agar tidak tercemar limbah; melakukan regenerasi tanah, dan udara.