MYNEWSINDONESIA.COM-Banyaknya berita miring yang beredar di media sosial, membuat sosok pengusaha muda yang memiliki nama baik ini turut prihatin. Informasi hoax dan berita miring tersebut bukan saja membunuh karakter, melainkan juga merusak kepercayaan public terhadap dirinya. Perlu dipahami bahwa hoax adalah berita bohong atau fakta yang diplintir atau bodong dan rekayasa, namun sayangnya hal sejenis ini justru banyak dijumpai dalam media sosial kita baik dalam perihal sehari-hari maupun bisnis bahkan banyak hoax mengenai pandemi yang membuat orang jadi misinformasi
“Kalau ada isu yang berbau negatif atau berita miring mengenai sesuatu, cek dulu kebenarannya, bisa DM yang bersangkutan di Medsos atau jika mengenal langsung mungkin bertanya melalui Whatsapp, atau mungkin bisa cek di lembaga yang ada hubungannya dengan berita tersebut, atau bahkan bersurat elektronik dengan institusi yang ada sangkut pautnya dengan isu yang sedang beredar. Sama halnya dengan kasus yang menimpa saya, ketimbang harus menerima mentah-mentah tanpa dicerna dan difilter terlebih dahulu bahkan dengan mudah mem-forward yang belum terbukti, sebenarnya bisa langsung hubungi saya untuk cek informasi yang berimbang dari sisi saya, karena integritas selalu saya pegang,” katannya kepada media pada 28 November 2021.
Reiner menambahkan, dirinya sebagai korban hoax juga meminta masyarakat untuk lebih selektif lagi dalam menerima dan mengelola informasi karena semua orang jaman sekarang dapat menjadi pembuat konten
“Soal apapun bukan cuma terkait saya saja, jangan langsung percaya, cros cek dan coba lakukan klarifikasi terhadap pihak yang sedang dalam obyek berita tersebut, langkah ini dianggap sebagai bentuk nyata dari tanggungjawab penuh seorang netizen sejati yang berkarakter tentunya. Bayangkan contohnya saat pandemi banyak berita hoax bahwa bawangputih dapat menyembuhkan Covid19, akhirnya banyak yang jadi parah karena salah terapi,” katanya.
Lebih lanjut, Reiner menyatakan bahwa banyaknya berita hoax akhir-akhir ini menjadi pertanda bahwa masyarakat diminta untuk cerdas dalam menyikapi dan mencermati berita-berita yang ada di media sosial, jangan sehabis baca langsung share dan komen, cermati dulu isinya, diskusikan dan ambil sikap terhadap dinamika yang terjadi di media sosial, jika hal itu yang Anda lakukan, maka kita semua dapat memiminalisir terjadinya ekses buruk dari beredarnya berita-berita yang bernuansa hoax tersebut, karena pembuat hoax akan lelah jika para pembaca semakin bijak,” katanya.
Berikut beberapa pesan penting dari Reiner yang menjadi acuan dalam bermedsos selain mengkroscek dahulu kebenarannya yaitu,
1. Selalu pasang pola pikir yang netral dan berimbang. Jika mau percaya dengan berita dari pihak yang membicarakan maka harus mau percaya juga dengan berita dari pihak yang dibicarakan
2. Gunakan logika sederhana, yaitu mengesampingkan dulu info-info dari akun palsu atau anonim karena jika dia yakin dia benar lalu mengapa tidak berani pake akun aslinya
3. Apabila anda tidak pernah dirugikan atau bersinggungan langsung dengan orang yang digosipkan, jangan langsung menghakimi apalagi menambah2kan bumbu pada cerita anda, karena jika keadaan dibalik pasti anda tidak mau itu dilakukan ke anda
4. Gunakan akal sehat untuk tidak mudah terpengaruh sebelum ada bukti kuat dari instansi yang berwenang, bukan sekedar percaya gambar atau screenshot percakapan yang bisa direkayasa
5. Dan yang terpenting jangan sampai anda sendiri yang nantinya rugi karena kehilangan kebenaran, karena bisa saja objek atau subjek yang diberitakan itu sebenarnya penting untuk anda, namun karena salah informasi maka anda jadi mengacuhkan dan tidak jadi mendapat faedah darinya
Akhinya, ia berpesan jadilah netizen yang cerdas dan bijaksana dalam menyikapi semua informasi dari media sosial. “Bijak dalam menyaring semua informasi yang masuk dari medsos menjadi salah satu cara kita membangun kesadaran terhadap perang melawan hoax dan cikal bakal utama menuju kesuksesan, saya berharap semua netizen bersikap cermat menyikapi semua informasi yang beredar di medsos, karena jika mudah percaya hoax yang nantinya kecipratan ruginya juga kita sendiri loh,” ujar Reiner Rahardja.