MYNEWSINDONESIA.COM-Menurut Pengamat dan pakar Koperasi, Firdaus Putra, bahwa sebagian koperasi telah melakukan transformasi digital. “Memang jumlahnya tak banyak, hanya beberapa, namun masih banyak yang belum. Tentu transformasi digital ini penting bagi koperasi di tengah perubahan zaman,” katanya beberapa waktu lalu saat dihubungi Mynewsindonesia.com via Whatsapp pada Selasa 3 Agustus 2021.
Ia menambahkan bahwa perkembangan ekonomi digital yang menawarkan berbagai kemudahan harus disambut positif oleh koperasi. “Koperasi harus bergegas beradaptasi dengan itu. Toh transformasi digital ini memberi manfaat besar bagi para pengelola koperasi, dan juga pada anggotanya. Bisa membuat bisnis menjadi lebih efisien, layanan terdeliver yang cepat, mudah dan juga murah. Secara agregat perusahaan koperasi akan makin produktif dengan digitalisasi ini,”jelas Pakar Koperasi ini.
Lalu, apa saja tantangan digitalisasi koperasi ke depan? Menurut Founder dan Ketua Harian Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI) bahwa tantangan saat ini nampaknya bukan pada teknologi. Sebab teknologi sudah tersedia dengan banyak pilihan. Banyak juga tech provider yang memiliki core system bagi koperasi. Jadi teknologi sudah tersedia.
“Tantanganya justru terletak di koperasi itu sendiri. Khususnya SDM-nya. Mulai dari pengambilan keputusan untuk melakukan transformasi digital sampai implementasinya. Hal ini berhubungan dengan kesiapan SDM mereka. Banyak dijumpai di lapangan bagaimana SDM koperasi belum sepenuhnya paham apa itu transformasi digital, bagaimana manfaatnya dan implementasinya,” katanya.
Karena itu, tak salah jika saat ini Pemerintah melalui kementerian Koperasi dan UKM mendorong pertumbuhan digitalisasi koperasi secara massif. Hal itu dibenarkannya. “Saya lihat pemerintah dalam hal ini Kemenkop UKM sangat mendorong agenda transformasi digital ini dengan adanya program IDXCOOP, yang memfasilitasi transformasi digital bagi koperasi. Yang mana mereka bekerjasama dengan beberapa tech provider di Indonesia. Sehingga targetnya bukan hanya pemahaman melainkan implementasi. langkah pemerintah sudah benar itu,” katanya.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Pemerintah saat ini terkait digitalisasi koperasi sudah bagus. “Hemat saya, yang perlu ditingkatkan adalah kecepatan serta jangkauannya. Dengan cara menggerakkan seluruh mesin birokrasi, termasuk Dinas Koperasi Kota/ Kabupaten, sehingga agenda tersebut massif di Indonesia. Ditambah dengan pandemi ini yang memaksa setiap pihak melakukan digitalisasi,” katanya.
Ktetua ICCI ini pun menyarankan kepada Pemerintah terkait dengan percepatan digitalisasi koperasi adalah percepatan bisa dilakukan dengan menggandeng Dinas Kota/ Kabupaten, karena mereka yang berada langsung di garis depan pelayanan.
“Bila masing-masing Dinas bisa merekomendasi koperasi yang siap melakukan transformasi digital, sebutlah 20 saja per kota/ kabupaten, maka sedikitnya ada 6000 koperasi yang on boarding,” katanya menegaskan.
Selain itu, dirinya juga mendorong Pemerintah Pusat dan daerah untuk melakukan screening kepada pengelola Koperasi untuk mengetahuinseberapa jauh pengelola dapat melakukan tranformasi digitaisasi koperasi.
“Ini sangat penting mengetahui kesiapan koperasi. Dari sisi SDM, tata kelola, sumberdaya mereka serta infrastruktur teknologi (jaringan internet) sehingga akan tepat sasaran. Dan mereka dalam posisi melihat transformasi digital sebagai kebutuhan. Bukan sekedar nice to have, melainkan sudah urgent,” jelasnya.
Terakhir, Firdaus Putra memberikan benchmark terkait digitalisasi koperasi yang sukses di Indonesia. “Di dalam negeris aja ada yang sudah sukses melakukan transformasi digital. Saya melihat koperasi KSP Sahabat Mitra Sejati dengan aplikasi Sobatku ini adalah contoh bagus dalam kaitannya digitalisasi koperasi di Indonesia. Ditambah aplikasi ini sudah terhubung dengan berbagai jaringan mitra yang luas, sehingga memungkinkan anggota/ masyarakat mengakses di mana dan kapan pun,” katanya.
Pria yang dikenal sebagai pakar koperasi ini menyatakan bahwa dengan melihat demografi Indonesia, di mana 56% adalah generasi milenial dan pasca milenial, apa yang dikerjakan KSP Sahabat Mitra Sejati adalah cara bagus untuk menjangkau anggota-anggota dari kalangan generasi milenial dan pasca milenial. “Itu adalah terobosan yang bagus, plus benchmark yang tepat untuk digitalisasi koperasi,” katanya.