MYNEWSINDONESIA.COM-Sebagai negera dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dinilai punya potensi besar untuk menumbuhkembangkan perbankan syariah. Namun, peluang besar tersebut masih belum dimaksimalkan guna menangkap peluang besar itu untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang kini tengah terkoreksi akibat pandemi ini dan gejolak ekonomi dunia yang memburuk.
Seperti yang dilansir Hidayatullah.com, bahwa rencana merger 3 Bank Syariah jika terlaksana akan memperkuat basis ekonomi syariah di Indonesia.
Menurut Direktur Penelitian dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Deden Firmansyah, upaya itu juga sejalan dengan keinginan pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia yang harus diikuti industri perbankan yang kuat.
Deden mengatakan, Indonesia harus memiliki bank jangkar yang bisa bermain di area global tanpa melupakan pasar di Indonesia.
“Ini menjadi keinginan bersama, kita punya bank besar, bank yang bisa nantinya masuk ke dalam kategori BUKU IV,” ujar Deden pada webinar potensi ekonomi syariah pascapandemi di Jakarta, Selasa (27/10/2020) kutip laman Antara News.
Pada sisi lain, katanya, OJK selaku regulator juga mendorong perbankan syariah agar terus mengadopsi teknologi terkini jika ingin cepat tumbuh. Sebab, digitalisasi industri keuangan syariah menjadi kebutuhan saat ini.
Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 6 tahun 2016 tentang kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti bank, ada empat kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU).
Sementara itu, Deden menyebut, terkait perkembangan industri perbankan syariah, total aset sampai Agustus 2020 mencapai Rp 550,63 triliun dari total Rp 1.678,94 triliun total aset keuangan syariah di Indonesia.
Menurutnya, jumlah aset perbankan syariah itu tumbuh 2,29 % kalau dibandingkan posisi Desember 2019 atau year to date (ytd), sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan sampai Agustus 2020 mencapai Rp 436,77 triliun alias tumbuh 2,70 % (ytd).
Sedangkan pembiayaan yang disalurkan sampai Agustus 2020 mencapai Rp 378,98 triliun alias tumbuh 3,80 % dari Desember 2019 (ytd). “Pangsa pasar perbankan syariah sebesar 6 persen,” sebut Deden.
Deden menyebutkan, walaupun Indonesia punya pasar industri keuangan yang besar, tapi jumlah kepemilikan rekening bank syariah baru mencapai sekitar 35 juta rekening. Oleh karena itu, masih besar potensi menggenjot perbankan syariah.
Menurut Deden, jumlah nasabah perbankan syariah tersebut masih kecil, sehingga potensi menambah jumlah nasabah dan aset masih sangat besar