Jakarta, Mynewsindonesia.com-Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Fatia Maulidiyanti menyebut pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang justru memberikan angin segar bagi aparat kepolisian untuk bertindak sewenang-wenang dalam menghadapi demontrans yang menolak undang-undang Omnibus Law cipta kerja.
Fatia menegaskan bahwa pernyataan Mahfud sangat kontraprduktif terhadap upaya humanisasi citra aparat Polri dalam menangani aksi unjuk rasa.
“Justru seakan memberi ruang lebar bagi aksi kekerasana dalam menghadapi aksi unjuk rasa,” katanya seperti yang dirilis CNN Indonesia, Jumat (09/10).
Ia menambahkan bahwa pernyataan seorang pejabat publik terlebih Mahfud yang saat ini menjabat sebagai Menko Polhukam dikhawatirkan akan semakin memperkeruh keadaan.
“Apabila hal ini dilegitimasi oleh pernyataan seorang pejabat publik seperti mahfud MD, yang ditakutkan adalah akan semakin banyak lagi orang-orang yang menjadi korban dari kesewenang-wenangan polri,” katanya.
Ia berhaap ke depan Pemerintah dapat menelaah kembali narasi-narasi anarkisme yang kerap dituduhkan kepada para pengunjuk rasa. Kata dia sikap yang disebut anarkis ini tak akan muncul bila tak diprovokasi oleh pihak lain.
Harusnya, kata dia, aksi penolakan yang keras itu adalah bagian dari refleksi bagi pemerintah ketika amarah warga sudah sampai sebesar ini, apa yang bisa dilakukan oleh negara untuk perbaiki situasi.