Surabaya, Mynewsindonesia.com-Musim pandemic, pola hidup sehat semakin meningkat. Termasuk diantaranya penjualan sepeda yang cenderung naik.
Menurut Fanny Chan, Pemilik Toko “Mutiara Sepeda” menyatakan trend sepeda menjadi sangat tinggi di tengah pandemi sebab memiliki banyak sekali manfaat dan energi positif.
Dimata Fanny, aktivitas ini sangat cocok dan sesuai dengan kebijakan social distancing dimana bersepeda dilakukan secara individual, satu orang satu. “Di samping itu sepeda dapat menjadi alat transportasi dan alat olahraga yang sangat menyehatkan serta sangat fun sebagai hobby baru,” katanya.
Di mata Fanny Chan yang saat ini melanjutkan usaha toko sepeda yang dirintis orang tuanya sejak 1987. Ia menceritakan saat ayahnya pertama kali menjalani bisnis pertama kalinya dimulai dari toko kecil seukuran 5×3 meter di jalan pasar turi di Kota Surabaya hingga kini sudah berkembang memiliki toko besar dan salah satu yang terbesar bernama “Mutiara Sepeda” di Jalan Pasar Turi 27, Surabaya dan telah memiliki kurang lebih 10 gudang yang melayani ecer dan grosir hingga ke seluruh Indonesia. “Ayah saya juga melakukan expansi dengan memiliki 2 merk sepeda sendiri dengan nama “Hunter” & “Paragon”,” katanya.
Seluk beluk Sepeda pun harus dketahui dengan jeli dan paham, baik dari jenis, variasi, atau pun modelnya. Karena, imbuhnya, sepeda memiliki banyak sekali jenis dan variasi, namun yang paling dicari di tengah pandemi adalah sepeda lipat (folding bike) yang gampang dibawa. Umumnya sepeda lipat berukuran ban 20 inch. Selain itu sepeda Gunung (MTB) atau bernama lain mountain bike juga tak kalah laris karena memiliki ban besar dan operan gigi yang banyak sehingga sangat nyaman digunakan untuk jalanan menanjak.
“Pola hidup masyarakat yang kian menjaga kesehatan dan umumnya didukung oleh pemerintah RI sendiri seperti memperbanyak jalur khusus sepeda, membuat masyarakat semakin berminat untuk bersepeda. Selain untuk beraktivitas sepeda juga dapat digunakan untuk membentuk komunitas baru yang memiliki persamaan minat. Sepeda juga bervariasi harganya dari sepeda midde – low hingga middle – up,” katanya.
Adapun harganya, untuk sepeda dewasa yang mewah harganya per 1 satu buah dapat puluhan hingga ratusan juta.
Fanny meyakini, selama vaksin covid – 19 belum ditemukan, dalam kacamata bisnis sepeda peluangnya sangat bagus. “Stok produksi pabrik dan keinginan masyarakat yang sangat besar seperti bom membuat pabrik kewalahan sehingga harga sepeda menjadi tinggi. Kenaikan harga sepeda dengan spesifikasi yang sama sebelum covid dibanding sekarang saat sedang covid untuk beberapa tipe tertentu naik hingga berkali – kali lipat. Hal ini berlaku di seluruh dunia juga, mengingat covid – 19 menyebar di seluruh dunia pula. Sesimpel hukum ekonomi, ketika barang jumlah sedikit namun permintaan tinggi otomatis harga barang tersebut menjadi tinggi,” katanya.
Bisnis yang berbasis hobi dan komunitasnya tentu tak lepas dari aktivitas customer engagement. Fanny menjelaskan, sejak awal ia menjual sepeda lewat toko secara offline. Setiap kali sepeda itu laku terjual akan dirakitkan oleh teknisi saya sehingga customer dapat ready to use. “Untuk partai saya kirim dalam bentuk dus belum dirakit dan dikirim oleh driver dan mobil angkutan saya yang berjumlah belasan. Untuk pelanggan partai yang tidak dapat dijangkau oleh kendaraan darat saya kirim lewat expedisi laut, dengan komunikasi yang intens, konsumen akan dekat dan nyaman dengan kita,” katanya.
Agar tak ada proses tawar menawar yang lama, ia membuat terobosan baru dimana toko sepeda umumnya masih banyak yang konvensional (tawar – menawar). “Namun saya menjadi pertama yang membuat harga pas sehingga mirip seperti supermarket. Saya juga menjual sepeda dengan ratusan bahkan ribuan model dan variasi yang terlengkap dan harga pas (best price), serta memiliki tim teknisi yang handal dan garansi 3 hari untuk diset ulang apabila ada yang kurang nyaman saat digunakan. Kuncinya adalah di kualitas barang dan pelayanan, jika prima dan puas, konsumen pasti akan kembali, repeat order,” katanya.
Dalam menjalankan usahanya di tengah ancaman Covid-19 ini, Fanny menjalankan protocol kesehatan dengan sepenuhnya. “Saya menyediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan untuk customer. Serta seluruh staff diwajibkan menggunakan masker dan saya memfasilitasi seluruh staff yang ditotal berjumlah puluhan vitamin sehingga daya tubuhnya fit selalu,” katanya.
Tak hanya itu, untuk meja kasir, ia berikan arklirik tebal dan menyediakan pembayaran menggunakan mesin EDC untuk mengurangi kontak secara langsung.
Ia juga tak menafikan channel e-commerce yang saat ini jadi tren. “Agar penjualan saya semakin bagus, saya gunakan channel e-commerce demi stabilitas dan optimaliasi omset,” katanya.
Saat ini, Fanny sedang menggalakkan penjualan online nya. Bahkan dirinya memiliki tim khusus online yang menjangkau mulai website, sosmed, hingga e-commerce. Link Website penjualan onlinennya bisa ditelusuri di www.toko-sepeda.co.id / ig : mutiara_sepeda / shopee : mutiara_sepeda .
“Hampir seluruh top 10 e-commerce di Indonesia saya masuk mulai dari shopee,lazada,tokopedia,blibli dan lain- lain,” katanya. Jadi, bisa tetap bugar di tengah ancaman wabah corona.